Minggu, 30 Agustus 2009

Danau Limboto Dijadikan Lahan Pertanian

Salam Lestari...

(GFC Peduli Lingkungan)

Setujukah anda jika Danau Limboto di jadikan sebagai lahan pertanian ???

14 komentar:

  1. Melestarikan lebih baik dari pada kehilangan...

    BalasHapus
  2. dari pada somo tidak ada torang pe danau

    iyo am. ana punya menjaga dari pada kehilangan.

    Pemerintah harus sensitif dengan masalah itu.

    BalasHapus
  3. jika danau limboto dijadikan sebagai lahan pertanian,,, maka keindahan danau limboto takkan terlihat lg,,, mlh itu sudah bukan danau limboto g yg dlux adalh tempat wisata kan jd lahan pertanian,,,,
    jd saya tidak setuju kalau danau limboto qt jadikan lahan pertanian,,,,,
    ok,,,sekian dari saya

    BalasHapus
  4. yang pasti tidak setuju....
    banyak habitat yang akan hilang seiring dengan hilangnya danau..
    jangan biarkan danau akan menjadi legenda di masa akan datang......

    BalasHapus
  5. ini bukan masalah setuju atau tidak setuju,, sebab menurut saya sebaiknya ada proses pengkajian dan analisis dengan melihat beberapa sisi yaitu dari sisi ekonomi, sosial budaya, dan ekologis. Andaikan penggalian dan pelestarian kembali memiliki nilai lebih maka saya sepakat atas itu, akan tetapi jika dimanfaatkan oleh masyarakat lebih memiliki nilai guna yang lebih dari beberapa anasir di atas, maka saya pun sepakat dari pada dibiarkan semacam itu. Tetapi, menurut saya juga, ada baiknya danau tersebut digali dan dijadikan sebagai salah satu tempat wisata yang tak terperbaharui (senantias ada) dan memiliki nilai gua, masyarakat juga bisa mengais rezeki didalamnya dan dari segi ekologis juga senantiasa terpelihara. Hanya saja perlu ada proses yang rill dalam penggalian kembali, pemanfaatan eceng gondok dan lainnya dengan melibatkan seluruh stake holder. sehingga Tidak sekedar lips servis saja...but it's the rill action...

    BalasHapus
  6. Danau Limboto mau dijadikan lahan pertanian?? Gak salah tuh?? Sejak kapan Danau Limboto beralih status jadi milik pribadi?? Bukankan itu aset daerah yang harus dilindungi?? Atau mungkin kita tidak sanggup lagi menyelesaikan masalah pendangkalan danau limboto, sehingga mengambil alternative ini. Lantas bagaimana nasib payangga dan hulu’u?? mungkin lagu “Hulonthalo Lipu’u” bakalan kehilangan salah satu baitnya “Limutu Bulalo Liyo”). Bagaimana bisa kita dengan seenaknya saja mengubah Danau yang merupakan situs budaya dan sejarah menjadi lahan pertanian?? Saya bingung dengan pola pikir sebagian masyarakat, apakah mereka lupa (atau pura-pura lupa atau mungkin tidak tahu) bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah. Atau mungkin kita harus membiarkan Danau Limboto benar-benar menjadi “sejarah” dulu baru kita bisa merasa memilikinya dan setelah itu menceritakan dengan bangga kepada generasi selanjutnya bahwa kita dulu pernah memiliki danau limboto yang luasnya bla bla bla dengan berbagai jenis ikan air tawar yang tidak akan kita temui di daerah lain (kecuali kita membawa bibit payangga dan hulu’u yang masih tersisa sekarang ke Danau Tondano; itupun kalau mereka “bersedia” hidup di sana setelah disingkirkan dari habitat aslinya). Atau jangan-jangan ini masih ada hubungannya dengan harta karun Raja Limutu yang konon katanya “disimpan” dalam danau limboto??haha! (maybe yes maybe no). Apapun alasannya, sangat tidak bijaksana mengubah danau Limboto menjadi lahan pertanian. Saya khawatir suatu saat akan menerima facebook request yang isinya “How’dy would you like to be my friend in Limboto Lake?? you’ll get the real Payangga here” atau dengan kata lain akan ada Danau Limboto virtual untuk menggantikan the real Danau Limboto…WHO KNOWS??!!

    BalasHapus
  7. sejauh ini terlihat mulai ada masyarakat yang menggarap pinggiran danau...entah itu masyarakat sekitar atw masyarakat lain...

    BalasHapus
  8. Alfat Lahami

    ti izmi p koment ini bekeng terharu sup...
    btul skali itu ismi....
    ana juga tidak stuju...

    POKOKnya Pemerintah Harus Berperan...dalam hal ini.

    BalasHapus
  9. lagu hulondalo lipu'u mojadi " Limutu ileng'i lio..."

    BalasHapus
  10. ass.
    mohon maaf, mas2, kakak.
    kita belum tau, sebagaimana besar lahan yang di pakai oleh warga sekitar. jadi klu urusan setuju atau tdk setuju, itu hak mereka.
    kmungkinan jg, lahan yang mreka pakai tdk slamanya di gunakan, klu air naik, apa bisa di jadikan lahan pertanian lg?
    mnurut sy, sy stuju wrga skitar mempergunakan lhan prtnian itu,,,,\toh ujung ujungnya danau limboto ttp mnjadi danau limboto, tdk beralih fungsi jd lhan perkebunan.
    was...

    BalasHapus
  11. kalo menurut saya kita menjaga saja...karna setiap tahun danau limboto mulai dangkal...

    BalasHapus
  12. jelas nya pastinta tidak setuju
    masih bnyak tempat di gorontalo ini yg sangat berpotensi untuk di jadikan lahan pertanian
    kenapa hrus danau limboto?
    klo danau limboto di jdkn lahan pertanian,,cape deh,,berarti org2 gorontalo harus siap menyesal di suatu hari nanti,krena kehilangn aset berharga yg sehrusnya di jaga,,bukn di musnahkn

    BalasHapus
  13. Atiolo, Tuhan so kse kmari Bulalo gaga2 mo di alih fungsikan.. Klo Danau so ganti jadi Kobong bru di mana lgi qt m b ambe akn ikan hulu'u, manggabai, panyangga, dkk?? pdhal drng itu aset brharga lo gorontalo.. hehehe

    BalasHapus
  14. curahan dari seorang AD ini ati ? butul juga nt punya itu am...

    BalasHapus